Senin, 18 Juni 2012

Sore kian Terdesak

Sore tiba, bagi saya bukan waktunya untuk bergegas pulang atau santai menikmati senja. Sore adalah waktunya menyambungkan data-data ke dalam bentuk kata-kata, kemudian dianalisa dan dijadikan berita untuk para pembaca.

Sore kian brutal, ketika jalan Ibukota ramai orang manusia yang sedang berkendara, sementara saya harus mencari ruang bahasa untuk menuliskan berita. Melihat detik-detik jarum pada jam tangan seperti akan mencekik, karena halaman 12 tengah menanti hasil naskah berita soal kebijakan dan bisnis perbankan yang kian menarik untuk dikulik.

Hampir setiap hari sore saya sesak terdesak. Namun, saya tidak ingin kehilangan sore dengan begitu menyesakan hati. Kini, saya terus belajar untuk bersahabat dan memahami batas waktu sore yang sangat singkat.

(nina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar